top of page
Search

Tidur & Emosi

Updated: Sep 22, 2024

Pernahkah kamu merasa lebih mudah marah atau lebih sensitif setelah semalaman kurang tidur? Kalau iya, kamu tidak sendirian. Kurang tidur memang bisa membuat kita lebih cranky dan moody. Tapi, sebenarnya, apa yang terjadi di dalam tubuh kita ketika kita kurang tidur sehingga membuat emosi kita jadi tidak stabil? Mari kita kupas lebih dalam.


ree

Otak Butuh Istirahat, Sama Seperti Tubuh

Analoginya begini: bayangkan otak kita seperti baterai ponsel. Setiap hari, kita menggunakan ponsel untuk berbagai hal—telepon, media sosial, browsing, dan lain-lain. Kalau baterai tidak di-charge dimalam hari, paginya ponsel kita pasti low batt, lemah dan lambat, bahkan mungkin mati total. Begitu juga dengan otak kita. Saat tidur, otak kita "mengisi ulang" energi, memproses informasi yang kita peroleh sepanjang hari, dan membersihkan "sampah" atau sisa-sisa metabolisme yang bisa mengganggu fungsi otak.


Hormon dan Zat Kimia Otak yang Terpengaruh

Ketika kita tidur, tubuh kita juga menyeimbangkan berbagai hormon dan zat kimia otak yang berpengaruh pada suasana hati. Salah satunya adalah serotonin, yang sering disebut sebagai "hormon bahagia". Serotonin membantu kita merasa nyaman dan rileks. Ketika kita kurang tidur, produksi serotonin menurun, yang bisa membuat kita merasa lebih mudah cemas dan lebih gampang marah.


Selain itu, kurang tidur juga bisa meningkatkan produksi kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres. Kortisol bisa bermanfaat buat kita asal dosisnya bisa terkelola. Kortisol yang tinggi dan sulit dikelola bisa membuat kita merasa lebih tegang, waspada, dan mudah tersinggung. Ini adalah alasan mengapa kita merasa lebih mudah marah atau emosional setelah tidur yang kurang.


Bagian Otak yang Berfungsi Kurang Optimal

Kurang tidur juga mempengaruhi cara otak kita bekerja. Salah satu bagian otak yang sangat terpengaruh adalah amigdala, bagian yang berperan dalam pengolahan emosi. Amigdala yang tidak mendapatkan cukup istirahat cenderung bereaksi berlebihan terhadap rangsangan emosional. Misalnya, jika biasanya kamu bisa menahan diri ketika ada sesuatu yang mengganggu, saat kurang tidur, kamu mungkin lebih cepat marah atau sedih. Selain amigdala, prefrontal cortex, bagian otak yang berfungsi untuk berpikir rasional dan mengendalikan emosi, juga ikut terganggu. Ketika prefrontal cortex tidak bekerja dengan baik, kita jadi sulit mengendalikan emosi, dan ini bisa membuat kita lebih cranky.


Kurang Tidur = Kacau Seharian

Bayangkan kurang tidur seperti berjalan di atas es tipis. Sedikit saja hal yang mengganggu, kita bisa langsung jatuh. Itulah yang terjadi pada otak kita—ketika kita kurang tidur, kita lebih mudah kehilangan keseimbangan emosional. Jadi, bukan hanya tubuh yang butuh istirahat, otak kita juga!


Kesimpulan

Tidur bukan sekadar waktu untuk "berhenti" dari aktivitas. Ini adalah waktu yang sangat penting bagi otak kita untuk mengatur ulang dan mempersiapkan diri menghadapi hari berikutnya. Ketikakita tidak memberi otak kita cukup waktu untuk istirahat, efeknya bisa terlihat langsung pada suasana hati dan kemampuan kita untuk mengendalikan emosi. Jadi, jika ingin bangun dengan perasaan segar dan emosi yang stabil, pastikan kamu mendapatkan tidur yang cukup setiap malam! Dengan analogi dan penjelasan ini, semoga kamu lebih memahami kenapa tidur sangat penting bukan hanya untuk tubuh, tapi juga untuk keseimbangan emosi kita sehari-hari. Tidur yang cukup adalah kunci untuk merasa bahagia dan terhindar dari mood yang jelek sepanjang hari!

 
 
 

Comments


bottom of page